Halaman

Devorohana Puja


Para penduduk mengetahui bahwa Festival Pavarana ( batas akhir Masa Vassa )
akan berlangsung tujuh hari lagi,
mereka lalu menemui Yang Mulia Moggallana
dan memintanya untuk memberitahukan kapan Sang Buddha akan turun dari Surga Tavatimsa.

Sang Guru berkata kepada Yang Mulia Moggallana
bahwa Beliau akan turun dengan diiringi oleh Para Dewa di pintu kota Samkassa tujuh hari lagi.

Dengan diiringi oleh Para Dewa dan Maha Brahma inilah 
Sang Buddha turun dari Surga Tavatimsa dan menginjakkan kakinya di bumi,
di pintu kota Samkassa.

* * * * * 



Para penduduk mengetahui bahwa Festival Pavarana ( batas akhir Masa Vassa )
akan berlangsung tujuh hari lagi,
mereka lalu menemui Yang Mulia Moggallana
dan memintanya untuk memberitahukan kapan Sang Buddha akan turun dari Surga Tavatimsa.

Kemudian Yang Mulia Moggallana naik ke Surga Tavatimsa
dan bertanya kepada Sang Buddha 
di mana dan kapan Sang Guru Agung akan turun dari Surga Tavatimsa.

* * *


Waktu Sang Buddha mendengar dari Yang Mulia Moggallana
bahwa Yang Mulia Sariputta bertempat tinggal di pintu kota Samkassa,
Sang Guru berkata kepada Yang Mulia Moggallana
bahwa Beliau akan turun dengan diiringi oleh Para Dewa di pintu kota Samkassa tujuh hari lagi.

Yang Mulia Moggallana lalu kembali menemui penduduk yang berkumpul
dan mengatakan apa yang disabdakan oleh Sang Buddha.

Ketika musim penghujan berlalu dan Festival Pavarana dirayakan penduduk,
Sang Buddha memberitahukan kepada Raja Para Dewa, Sakka :

"Raja Mulia, Saya ingin kembali ke Alam manusia."

* * *


Raja Sakka lalu menciptakan tiga tangga, satu terbuat dari emas, satu terbuat dari permata,
dan tangga yang satunya lagi terbuat dari perak.
Kaki tangga itu berada di pintu kota Samkassa dan
puncak tangga itu berada di hadapan puncak gunung Sineru.

Di sisi sebelah kanan adalah tangga yang terbuat dari emas untuk Para Dewa,
di sisi sebelah kiri adalah tangga yang terbuat dari perak untuk Maha Brahma dan keretanya.
Dan tangga yang di tengah-tengah yang terbuat dari permata untuk Sang Tathagata.

* * *


Pada saat itu Para Dewa, Maha Brahma dan Sang Buddha berdiri di puncak Gunung Sineru,
lalu Sang Buddha mempertontonkan Keajaiban Kembar, kemudian melihat ke atas.

Beliau melihat dengan jelas sembilan Alam Brahma dan ketika Beliau melihat ke bawah,
Beliau juga melihat dengan jelas seluruh Neraka Avici.

Kemudian Beliau melihat keempat penjuru alam semesta dan empat alam yang berada di antaranya,
Beliau melihat dengan jelas ribuan alam yang tak terhitung.

* * *


Para Dewa dan Maha Brahma melihat ke penduduk yang sedang berkumpul
dan penduduk pun dapat melihat Para Dewa dan Maha Brahma dari seluruh penjuru,
melingkar sejauh tiga puluh enam yojana,
tidak ada satu Dewa pun yang terlihat melebihi keagungan Sang Buddha pada hari itu,
semua mahluk hanyalah menginginkan kehadiran Sang Guru Agung.

Para Dewa turun dari tangga yang terbuat dari emas,
Maha Brahma dan keretanya turun dari tangga yang terbuat dari perak,
dan Yang Maha Sempurna sendiri turun dari tangga yang terbuat dari permata.

* * *


Pancasika, pemusik dari Surga mengambil kecapi yang berwarna kuning dari kayu Vilva
dan turun di sisi kanan Sang Buddha,
menyampaikan penghormatannya kepada Sang Guru Agung
dengan memainkan kecapinya dengan suara yang merdu, musik dari Surga,

Matali, sais kereta, turun di sisi kiri Sang Buddha,
menyampaikan penghormatannya dengan menebarkan wewangian,
bunga rampai dan bunga-bungaan dari Alam Surga.

Maha Brahma memegang sebuah payung, Suyama mengipasi Sang Buddha.

Dengan diiringi oleh Para Dewa dan Maha Brahma inilah 
Sang Buddha turun dari Surga Tavatimsa dan menginjakkan kakinya di bumi,
di pintu kota Samkassa.

Yang Mulia Sariputta menghampiri Sang Guru dan memberikan hormat.



Sumber :
Sang Buddha Pelindungku V
website Buddhis Samaggi Phala,
http://www.samaggi-phala.or.id/